Kamis, 05 Juni 2025 Reporter: Dessy Suciati Editor: Erikyanri Maulana 485
(Foto: Reza Pratama Putra)
Sehari menjelang perayaan Hari Raya Iduladha, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyerahkan hewan kurban secara simbolis di Masjid Jami Atthoyyibat, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (5/6).
"Di Tambora ini memang saya berkurban dua sapi,"
Di Tambora, Pramono menyerahkan dua ekor sapi untuk dibagikan kepada masyarakat setempat.
Sapi yang disumbangkannya tersebut memiliki bobot lebih dari satu ton dan telah melalui pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
"Di Tambora ini memang saya berkurban dua sapi. Yang satu sapi ini memang salah satu sapi yang cukup baik, cukup besar, dan sudah diperiksa kesehatan dan sebagainya, sudah siap untuk korban," ujar Pramono.
Pramono berharap, sapi-sapi yang disumbangkannya tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia menjelaskan, daerah Tambora dipilih karena merupakan wilayah padat penduduk di Jakarta yang juga sangat rawan terjadi kebakaran.
Karena itu, ia meminta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta agar menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) di tiap RT serta memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait penggunaan APAR.
Selain itu, Pramono juga meminta Wali Kota Jakarta Barat agar memberikan perhatian khusus terhadap daerah ini.
"Karena di daerah ini adalah daerah yang paling sering kebakaran, dan begitu kebakaran dampaknya itu cukup panjang," katanya.
Selain di Tambora, Pramono juga menyumbangkan hewan kurban secara merata di berbagai wilayah lainnya di Jakarta.
"Merata, tapi saya tidak mau ngomong. Sudah kurban, kurban saja," kata dia.
Terkait persiapan pelaksanaan Iduladha esok, Pramono memastikan bahwa seluruh hewan kurban di Jakarta dalam kondisi sehat dan terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pemprov DKI juga telah menerjunkan 90 dokter hewan untuk memeriksa kondisi hewan kurban di Jakarta.
"Mereka mengatakan bahwa di Jakarta kali ini sama sekali tidak ada PMK. Dan rata-rata hampir semua sapi kondisinya baik dan siap untuk kurban," tandas Pramono.