Sabtu, 29 Maret 2025 Reporter: Fakhrizal Fakhri Editor: Toni Riyanto 325
(Foto: Fakhrizal Fakhri)
Bulan Suci Ramadan menjadi momentum penuh berkah bagi pelaku usaha kue kering. Tingginya permintaan konsumen terhadap kue kering menjelang Lebaran membuat mereka kebanjiran rezeki. Hal ini dialami pelaku usaha kue kering di Kecamatan Tanjung Priok dan Koja, Jakarta Utara.
"Saya menargetkan bisa menjual 1.000 toples"
Salah seorang pelaku usaha kue kering, warga Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Holifah (46) mengaku mengalami omzet penjualan kue lebaran sampai lebih dari 50 persen jelang Lebaran dengan menjual 12 item kue kering, mulai dari Nastar, Kastengel, Putri Salju, Lidah Kucing, Kue Kacang, dan banyak lainnya.
"Alhamdulillah omzet naik, kue yang paling laris dan banyak dicari orang kue Nastar, Kastengel, dan Cookies kacang. Naik lebih dari 50 persen kalau dibandingkan dengan bulan biasa,” akuinya, Sabtu (29/3).
Holifah mengatakan sudah menjual kue untuk Lebaran sejak 2019, berawal dari hobi kemudian menguntungkan. Selama bulan Ramadan ini, dirinya telah membuat lebih dari 600 toples kue kering. Satu toples kue kering berukuran 250 gram dibandrol sama rata seharga Rp 40 ribu.
Dalam proses pengerjaannya, pemilik toko Holifah Cake ini, dibantu dua orang karyawannya. Selama Ramadan ini, semua harga bahan baku mengalami kenaikan, namun dirinya tidak mengambil untung besar, sebab khawatir minat pembeli berkurang.
"Alhamdulillah, tiap hari ada aja yang pesan, baik secara online atau langsung datang. Tahun ini saya menargetkan bisa menjual 1.000 toples,
semoga tercapai,” harapnya.Hal senada dikatakan, penjual kue kering di Kelurahan Koja, Koja, Agnia Giri Lestari (35). Ia menuturkan, mengalami kenaikan omzet penjualan kue kering selama bulan Ramadan.
Agnia yang menjual kue kering rumahan sejak tiga tahun lalu berawal dari hanya membuat untuk sendiri, kemudian di posting melalui media sosial, setelah itu banyak pesanan yang masuk.
"Alhamdulillah dari satu toplesnya saya bisa meraup untung 15 persen. Saya hanya menjual empat varian kue kering, yakni Nastar, Kastengel, Lidah Kucing, dan Putri Salju," terangnya.
Ia menambahkan, harga per toples ukuran 500 gram ini bervariatif, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Kue yang paling diminati konsumen adalah nastar.
Menurutnya, tahun ini pembeli kue kering hampir sama seperti tahun sebelumnya, tidak ada lonjakan yang signifikan.
Biasanya, para pembeli kue kering mengaku membeli untuk dijadikan bingkisan kepada saudara atau kerabat. Bahkan, ada juga yang membeli untuk disuguhkan kepada keluarga dan tamu yang datang di Hari Raya Idulfitri.
"Selama Ramadan ini saya sudah membuat lebih dari 200 toples, saya membuat kue ini dibantu suami. Alhamdulillah untungnya bisa untuk ditabung dan modal untuk membuat kue kembali," tandasnya.