Rabu, 19 Agustus 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 4045
(Foto: Erna Martiyanti)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu menjadi bertaraf internasional. Sebab, banyak potensi wisata yang masih belum dikembagkan.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku akan menggandeng PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu.
"Kami membangun kawasan Pulau Seribu dengan Jakpro. Karena Jakpro ini tempatnya konglomerat," kata Ahok, saat melakukan pertemuan bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (19/8).
Untuk menunjang program tersebut, juga akan dibangun bandar udara di Pulau Panjang. Bandara itu sebenarnya sudah ada, namun tidak berfungsi dan terbengkalai.
Menurut Ahok, pihaknya akan mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu seperti di Singapura, Bangkok, Maldives, dan negara lainnya. Sehingga diharapkan warga kelas menengah dan kaum jetset Indonesia tidak perlu lagi mengunjungi negara-negara tersebut.
"Nanti dibuat reklamasi dari Pulau Panjang, membuat vila di sana. Sehingga nelayan kecil bisa menikmatinya," ucap Basuki.
Jakpro juga akan bekerja sama dengan PLN dan Pertamina untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Meskipun akan dibangun banyak vila di Pulau Panjang, 100 persen sertifikat tetap kepemilikan Pemprov DKI.
Menko Kemaritiman, Rizal Ramli mengungkapkan, pengembangan wisata maritim di Kepulauan Seribu merupakan keinginan Presiden Joko Widodo. Kementeriannya mendukung penuh langkah Pemprov DKI membangun bandara, pelabuhan, PLTG, penginapan, pengelolaan sampah, hingga air bersih di Kepulauan Seribu.
Bahkan, pemerintah pusat akan membantu pembangunan bandara di Pulau Panjang. Landasan pacu akan diperpanjang dari 800 meter menjadi 1.500 meter. Infrastruktur tersebut akan dilengkapi dengan pembangunan beberapa pelabuhan di Kepulauan Seribu.
"Pesawat terbang yang agak besar itu masuk ke landasan pacu. Setelah turun, wisatawan bisa langsung naik yacht di dermaga Pulau Panjang. Jangan sampai pembangkit listriknya tidak disediakan, karena tidak mungkin daerah wisata gelap-gelapan. Wisatawan juga diingatkan tidak merusak terumbu karang," ungkap Rizal.