Rabu, 19 Agustus 2015 Reporter: Nurito Editor: Widodo Bogiarto 4800
(Foto: Ilustrasi)
Pemprov DKI Jakarta akan menjadikan wilayah Jakarta Pusat sebagai proyek percontohan pemasangan smart lighting atau lampu pintar. Alasannya, wilayah ini jaringan penerangan jalan umumnya (PJU) sudah sangat memadai dibanding wilayah lain. Di wilayah ini juga terdapat lampu hemat energi dan non hemat energi. Namun kedua jenis lampu itu sudah menggunakan teknologi smart lighting.
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Haris Pindratno mengatakan, target lampu pintar yang akan dipasang di Jakarta Pusat sebanyak 30.349 titik. Terdiri dari lampu hemat energi 7.899 titik
dan non hemat energi 22.450 titikHaris menuturkan, program pemasangan lampu pintar dilakukan untuk efisiensi anggaran dan lebih praktis dalam perawatan maupun pengawasan di lapangan. Petugas lebih mudah memonitor lampu setiap saat. Kapan lampu dinyalakan atau dimatikan, cukup menggunakan remote control dari jarak jauh. Bahkan petugas juga dapat mengetahui penyebab lampu mati, atau ada arus yang bocor atau hilang.
"Lampu pintar ini baru diprogramkan tahun 2014 lalu, melalui program CSR dengan pihak swasta. Kini DKI secara bertahap akan memasang lampu pintar," ujar Haris, Rabu (19/8).
Dikatakan Haris, biaya pemasangan lampu pintar cukup besar sehingga tidak bisa dilaksanakan sekaligus. Menurutnya, sekarang sedang proses lelang di Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta. Ditargetkan dalam waktu dua minggu ke depan, proses lelang selesai.
Haris menyebutkan, saat lelang awal diikuti oleh 62 perusahaan besar. Namun setelah verifikasi menyusut menjadi 20 perusahaan dan saat ini tersisa tiga perusahaan. Nantinya akan diseleksi lagi oleh tim independen hingga muncul satu pemenang lelang.
Ada tiga jenis lelang dalam pengadaan lampu pintar ini. Masing-masing lelang untuk lampu dan sistemnya. Kemudian ada lelang khusus sistemnya saja dan lelang komponen untuk bisa memfungsikan lampu pintar itu.