Senin, 06 Januari 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 461
(Foto: Nugroho Sejati)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat, jumlah peristiwa kebakaran di Jakarta mencapai 788 kasus sepanjang 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 8,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 864 kejadian.
Berdasarkan data yang diperoleh, korsleting listrik tetap menjadi penyebab utama kebakaran, yakni 540 kasus pada 2024. Jumlah tersebut juga lebih rendah dibanding tahun 2023 yang mencapai 607 kasus.
Selain itu, kebakaran akibat tabung gas juga turun dari 116 kasus pada 2023 menjadi 32 kasus pada 2024.
Dari segi kerusakan, rumah tinggal paling banyak terdampak dengan 1.382 unit rusak pada 2024, disusul bangunan semi permanen (487 unit) dan kios/ruko (440 unit).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, turunnya jumlah kasus kebakaran ini tidak terlepas dari upaya bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Penurunan ini merupakan hasil intensifikasi kampanye pencegahan kebakaran,” ungkapnya, Senin (6/1).
Ia menyampaikan, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan instansi terkait terus memberikan pelatihan tanggap darurat, simulasi penanganan kebakaran dan penyuluhan bahaya korsleting listrik serta penggunaan tabung gas yang aman.Satriadi menjelaskan, pihaknya menargetkan angka kejadian kebakaran dapat terus ditekan melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol keselamatan kebakaran dinilai menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman,” tandasnya.