Selasa, 03 Desember 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 355
(Foto: Istimewa)
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil Pengukuran Literasi Tahun 2024 yang mencakup Tingkat Kegemaran Membaca (TGM), Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Nilai Budaya Literasi (NBL).
Pengukuran dilaksanakan oleh Dispusip DKI Jakarta berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Indonesia (NBL dan TGM) dan konsultan dari DGI Levner (IPLM).
Hasil Pengukuran Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 diperoleh skor 72,93, masuk kategori tinggi. Demikian juga dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2024 yang memperoleh nilai 94,16 (setara dengan 19,78). Sementara, Nilai Budaya Literasi (NBL) yang mencapai skor 72,09, juga masuk dalam kategori tinggi.
Hasil ketiga pengukuran diumumkan di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Pulogadung, Jakarta Timur yang dihadiri berbagai pihak terkait baik dari unsur pemerintah, tim pengukuran, maupun para pegiat literasi untuk ikut hadir pada acara ini.
Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dispusip DKI Jakarta, Suryanto mengatakan, pengukuran ini dilaksanakan untuk mengetahui kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membudayakan budaya literasi di Jakarta.
Suryanto menyampaikan, pengukuran ini merupakan keberlanjutan dari pengukuran tahun-tahun sebelumnya (tahun 2023) sebagai salah satu upaya memperoleh data dan informasi mengenai kondisi riil tingkat kegemaran membaca dan nilai budaya literasi di DKI Jakarta. Ia menjelaskan, kajian pengukuran terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
“Dispusip DKI Jakarta menjadikan kajian pengukuran ini sebagai kegiatan tahunan yang bersifat strategis untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan dan mengambil langkah-langkah kebijakan selanjutnya serta pengembangan program/kegiatan dalam rangka peningkatan pengelolaan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca,” ujarnya, Selasa (3/12).
Suryanto mengatakan, peningkatan sumber daya manusia didukung oleh peningkatan budaya literasi mendorong terwujudnya masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, produktif dan juga memiliki karakter yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, Dispusip DKI Jakarta mengajak para instansi terkait, pengelola perpustakaan maupun Taman Bacaan, komunitas dan pegiat literasi, serta seluruh masyarakat Jakarta untuk memperkuat kolaborasi bersama dengan dalam rangka mewujudkan masyarakat gemar membaca dan Jakarta yang berliterasi.
“Diharapkan, dengan naiknya perolehan nilai dari setiap pengukuran, maka dapat disertai bersama bertambahnya minat, semangat dan kreativitas dari berbagai unsur golongan masyarakat, khususnya pemerintah DKI Jakarta. Bukan hanya untuk merencanakan tapi juga mengimplementasikan strategi yang lebih tepat dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya gemar baca serta literasi yang lebih maju di tahun mendatang,” tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, hasil pengukuran Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 diperoleh skor 72.93, masuk kategori tinggi. Angka ini diperoleh dari penghitungan lima indikator utama yakni, frekuensi membaca per (FB), durasi membaca (DB), jumlah bahan bacaan (JBB), frekuensi akses internet (FAI), dan durasi akses internet (DAI). Mengulang tahun sebelumnya, Jakarta Timur kembali menempati urutan pertama dengan skor 75,08.
Pada tahun 2024, Nilai Budaya Literasi (NBL) mencapai skor 72,09. Pengukuran NBL juga dilakukan pada lima wilayah kota administrasi dengan skor tertinggi dicapai oleh Jakarta Selatan senilai (75,89), disusul oleh Jakarta Timur (73,32), Jakarta Barat (71,89), Jakarta Pusat (70,73), Jakarta Utara (66,25), dan Kepulauan Seribu (58,33).
Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2024 memperoleh nilai 94,16 (setara dengan 19,78) masuk dalam kategori tinggi. Dalam pengukurannya, IPLM Dispusip tersusun dalam tujuh unsur, yaitu pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi perpustakaan, ketercukupan tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat per hari, perpustakaan berstandar nasional, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi dan anggota perpustakaan.