Selasa, 26 November 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 564
(Foto: Istimewa)
Dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang kompetitif, Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan berbagai langkah untuk meningkatkan investasi.
Melalui Dedicated Team Meeting Komite Investasi Jakarta 2024 yang diinisiasi Bank Indonesia, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali berharap, forum tersebut dapat menghasilkan rekomendasi, ide, maupun gagasan strategis sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan langkah strategis untuk mendorong iklim investasi yang berkembang di Jakarta.
Dikatakan Marullah, Jakarta berperan penting dalam perekonomian nasional. Tercatat pada triwulan III/2024, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 16,53%. PDB sebagai indikator utama pertumbuhan ekonomi mencerminkan hasil dari seluruh aktivitas ekonomi yang berlangsung di dalamnya dan digunakan untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu negara.
"Inflasi Jakarta pada Oktober 2024 sebesar 1,58% (year on year/yoy), serta berkontribusi terhadap inflasi nasional sebesar 20,47% (survei biaya hidup Badan Pusat Statistik 2022). Perekonomian Jakarta pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,93% (yoy). Ekonomi Jakarta utamanya terdiri dari sektor-sektor tersier, yaitu sektor jasa. Sementara secara umum, sektor industri dan konstruksi mengalami penurunan," jelasnya di The Langham, Jakarta Selatan, Selasa (26/11).
Berdasarkan data BPS Jakarta triwulan III tahun 2024, sektor utama yang membentuk perekonomian Jakarta yaitu perdagangan (18,22%), industri pengolahan (11,56%), dan konstruksi (10,98%). Sementara itu, sektor yang tumbuh pesat di Jakarta yaitu sektor perdagangan (7,99%), penyediaan akomodasi dan makan minum (7,31%), serta transportasi dan pergudangan (7,10%) (yoy).
Marullah juga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jakarta tidak lepas dari kontribusi aktivitas investasi. Berdasarkan data rilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI pada 15 Oktober 2024, realisasi investasi Jakarta pada triwulan III/2024 sebesar Rp 71,35 Triliun, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 40,77 Triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 30,58 Triliun. Jakarta menempati peringkat pertama nasional dengan berkontribusi sebesar 16,54% terhadap realisasi investasi nasional.
"Capaian realisasi investasi pada triwulan III/2024 meningkat sebesar 40,3% dari triwulan III/2023 (Rp 50,87 Triliun). Secara kumulatif periode Januari-September 2024, total realisasi investasi sebesar Rp 191,78 Triliun, terdiri dari PMA sebesar Rp 91,86 Triliun dan PMDN sebesar Rp 99,92 Triliun, dengan kontribusi sebesar 15,20% terhadap capaian realisasi investasi nasional, yang menempatkan posisi Jakarta di peringkat pertama," jelasnya.
Capaian realisasi investasi periode Januari-September 2024 meningkat sebesar 47,2% dari 2023 (Rp 130,32 triliun) pada periode yang sama. Tiga sektor yang memiliki kontribusi terbesar pada realisasi penanaman modal pada periode Januari-September 2024 adalah transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan nilai Rp 72,4 Triliun (37,8%); jasa lainnya Rp 32,17 Triliun (16,8%); serta perdagangan dan reparasi Rp 26,9 triliun (14,1%).
"Ketiga sektor ini memiliki kontribusi Rp131,6 Triliun atau sebesar 68,6% dari total penanaman modal DKI Jakarta periode Januari-September 2024. Secara umum, adanya kenaikan nilai realisasi penanaman modal, baik pada PMA dan PMDN secara kumulatif hingga triwulan III/2024 menunjukkan bahwa kepercayaan investor asing yang meningkat kembali terhadap kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, serta stabilitas ekonomi dan politik di tengah-tengah kondisi politik nasional maupun dunia," ungkapnya.
Marullah melanjutkan, sesuai Undang-undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta, untuk mendorong transformasi kota global dan pusat perekonomian nasional, Jakarta diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan mendorong peningkatan investasi.
"Berdasarkan Global City Index (GCI) Tahun 2023, Jakarta berada di peringkat 74 dari 156 kota dunia. Jakarta masih perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus di bidang infrastruktur, pengelolaan lingkungan hidup, pengembangan ekonomi inklusif, serta peningkatan keamanan dan kualitas hidup agar sejajar dengan kota- kota global lainnya," ujarnya.
Selanjutnya, untuk menuju kota global yang kompetitif, perlu menciptakan infrastruktur yang modern dan berkelanjutan, seperti pengembangan sistem transportasi massal, pengembangan energi baru terbarukan, pengurangan emisi dan polusi udara, serta pengolahan sampah.
Untuk mewujudkan visi ’Kota Global yang Maju, Berkeadilan, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan’, Pemprov DKI Jakarta mendorong sektor jasa keuangan, perdagangan, industri berteknologi tinggi dan bernilai tambah tinggi, serta teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, dikembangkan pula potensi Green Economy dan Blue Economy.
Pemprov DKI Jakarta juga berupaya meningkatkan performa investasi dengan menyusun Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi (RUPMP) 2025-2045 sebagai kebijakan untuk memberikan kepastian hukum dalam melakukan kegiatan penanaman modal di DKI Jakarta. Selain itu, juga disusun Peta Potensi Investasi Provinsi, serta Peraturan Daerah terkait pemberian insentif dan kemudahan berinvestasi.