Jumat, 11 April 2014 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Dunih 6977
(Foto: doc)
Meski telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya, akses jalan menuju Masjid Luar Batang, Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, rusak dan sempit. Padahal, selain didatangi warga lokal, masjid ini juga kerap didatangi turis mancanegara.
Kepala Divis Humas Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Masjid Luar Batang, Yudo Sukmono mengatakan, para peziarah juga banyak yang berasal dari luar negeri. Namun, sayangnya kondisi jalan rusak dan sempit sehingga menyulitkan peziarah datang ke tempat tersebut.
"Kemarin itu dari Turki, ada juga dari Singapura, Malaysia, dan Yaman," jelasnya, Jumat (11/4).
Menurutnya rusaknya akses jalan menuju masjid sangat mengganggu perjalanan para peziarah. Belum lagi ketika jumlah peziarah membludak hingga ribuan orang. "Hari minggu saja bisa mencapai 100 bus, jadi kalau jalannya sempit, kasian yang datang," ungkap Yudo.
Selain masalah akses jalan, masalah lain yang menjadi kendala Masjid Luar Batang adalah soal air. Pasalnya, air yang menjadi kebutuhan pokok para peziarah sering macet. "Recananya akan kami ubah menjadi meteran besar, dan sudah kami ajukan juga permohonan itu kepada pihak PAM," jelasnya.
Ia berharap pemerintah memperhatikan kondisi dan kebutuhan masjid yang sudah menjadi cagar budaya tersebut. Karena selama ini juga tidak ada bantuan dari pemerintah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, dana pemeliharaan Masjid Luar Batang tidak tergantung dari APBD, tapi dari pemilik cagar budaya sendiri. "Tergantung dari pemilik cagar budaya itu," jelas Arie.