Senin, 05 Agustus 2024 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 634
(Foto: Istimewa)
Badan Penanggulangan Bencana Provinsi (BPBD) DKI Jakarta mendukung program GEMBIRA (Gempita Belajar Bersama) salah satunya bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) memperkuat upaya pendidikan yang ramah anak, responsif gender dan inklusif, terutama dalam situasi darurat.
BPBD DKI Jakarta dan Plan Indonesia mengadakan kunjungan bersama 10 sekolah dampingan Proyek GEMBIRA ke Ruang Literasi Kebencanaan BPBD dan mobil Layanan Dukungan Psikososial (Mobil Sikeling Pentas).
Ketua Subkelompok Urusan Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi BPBD DKI Jakarta, Salman Ansori mengatakan, 10 sekolah dampingan program GEMBIRA sudah mendapatkan pendampingan kesiapsiagaan bencana dari Yayasan Plan Indonesia dalam bentuk Fokus Grup Diskusi untuk mitigasi analisis risiko bencana, Pengembangan SOP kesiapsiagaan bencana, pelatihan pertolongan pertama, pelatihan dari Damkar, pelatihan simulasi kesiapsiagaan bencana.
“Maka itu, dalam upaya peningkatan literasi kebencanaan siswa di 10 sekolah dampingan Proyek GEMBIRA, Plan Indonesia akan melakukan Pengembangan paket kunjungan siswa ke Ruang Literasi Bencana BPBD DKI Jakarta dan mobil Layanan Dukungan Psikososial (Mobil Sikeling Pentas),” ujar Salman, Senin (5/8).
Ia menyampaikan, tujuan kunjungan ini untuk memperkaya peningkatan pemahaman siswa dan guru tentang kebencanaan, mendapatkan edukasi kebencanaan dalam bentuk wahana yang interaktif.
“Kegiatan ini juga menambah pengetahuan tentang tata cara P3K, penanggulangan banjir, bagaimana evakuasi ketika suatu ruangan kebakaran, edukasi kepada anak-anak untuk bisa ke tempat yang lebih aman, pelatihan gempa (penyelamatan diri) dan tata cara mengevakuasi,” urainya.
Sebagai informasi, Ruang Literasi BPBD DKI Jakarta menghadirkan wahana edukasi yang disebut dengan Ruang Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kebencanaan. Ruang ini menjadi wahana edukasi kebencanana pertama di Indonesia.
Ruang KIE Kebencanaan ini merupakan salah satu pusat literasi kebencanaan di Kota Jakarta yang menjadi bentuk nyata inovasi pelayanan publik mengenai pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Ruang literasi sebagai sarana peningkatan pemahaman serta edukasi kebencanaan dalam bentuk wahana yang interaktif.
“Dengan pengembangan kunjungan siswa ke ruang literasi kebencanaan, diharapkan siswa dan guru semakin siap dalam menghadapi bencana dan meminimalisasi risiko bencana. Dengan kesiapsiagaan itu, diharapkan pihak sekolah menjadi sekolah yang tangguh dalam menghadapi bencana,” jelas Salman.
Selain itu, salah satu bentuk Layanan Dukungan Psikososial yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta adalah Bantuan psikologis awal.
Bantuan psikologis awal ini merupakan bentuk pertolongan pertama yang menyediakan dukungan psikososial kepada individu, keluarga, dan komunitas dengan memprioritaskan kebutuhan individual setiap penyintas.
“Bantuan psikologis awal ini diberikan sesegera mungkin setelah terjadinya kejadian traumatis. Jadi, ini seperti P3K untuk kesehatan psikologis,” ucapnya.
Dalam memberikan layanan dukungan psikososial, BPBD DKI Jakarta memiliki kendaraan operasional yang dikenal dengan Mobil Si Keling Pentas (Mobil Psikososial Keliling untuk Menghibur Penyintas).
"Ini adalah Ruang Konseling yang digunakan untuk konsultasi bagi penyintas yang membutuhkan pendampingan psikologis lanjutan. Mobil ini juga terdapat ruang hiburan yang dilengkapi dengan smart TV dan sound system yang digunakan untuk bermain dan benyanyi bersama," tandasnya.
Tak hanya itu, mobil juga dilengkapi dengan rak buku serta buku cerita anak yang dapat digunakan untuk mengajak para penyintas membaca.