Selasa, 04 Juni 2024 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 670
(Foto: Istimewa)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cipayung, Jakarta Timur, Senin (3/6) kemarin, mengadakan workshop sekaligus simulasi penanganan bencana atau hospital disaster plan (HDP).
Kegiatan diikuti 40 pegawai terdiri dari pelayanan medis, penunjang medis, PJLP dan manajemen di bawah koordinasi unit Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3),
Direktur RSUD Cipayung, Eko Nugroho Budhi Prasetyo mengatakan, kegiatan yang menghadirkan narasumber dari BPBD DKI ini digelar dalam rangka meng-upgrade keilmuan dan membekali pegawai terkait sistem mitigasi kebencanaan.
Dalam giat ini, jelas Eko Nugroho, peserta diajarkan tentang penanganan saat terjadi gempa bumi dan teknik mengangkat korban cidera, serta cara mengevakuasi pasien dari tiap lantai hingga sampai di titik kumpul yang sudah ditentukan. Selain itu, peserta juga diajarkan soal mekanisme sistem pelaporan bencana,
"Kegiatan ini untuk mengasah sense of crisi
s pegawai," tuturnya, Selasa (4/6).Menurutnya, RSUD Cipayung tunduk terhadap ketentuan regulasi yang berlaku terkait dengan penanganan bencana. Selain juga rekomendasi dari Lembaga Akreditasi Rumah Sakit untuk dapat melaksanakan upgrade keilmuan terkait pencegahan dan penanganan bencana. Untuk hal ini, kata Eko, pihaknya bersiniergi dengan BPBD Provinsi DKI Jakarta.
"Kami harus menyiapkan sumber daya manusia dalam tim disaster yang mumpuni. Menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi," imbuh Eko.
Diharapkan, seluruh peserta dapat mengikuti workshop dari awal sampai akhir, sesuai dengan standart operational prosedure (SOP) yang telah ada di internal RSUD Cipayung.
"Hospital Disaster Plan ini di bawah koordinasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berkoordinasi langsung dengan Direktur RSUD Cipayung," tambab Eko.
Eko mengungkapkan, sistem Hospital Disaster Plan RSUD Cipayung telah dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana pendukung, seperti ramp, tangga darurat, tim disaster per lantai yang setiap hari dipersiapkan melalui papan disaster, alarm, sistem pemadam dan juga peralatan disaster yang standby di lantai satu.
"Ini kami kami lakukan demi kenyamanan pasien dan pengunjung selama di RSUD Cipayung," tukas Eko..
Sementara, Koordinator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) RSUD Cipayung, Maryanto menambahkan, seluruh pegawai wajib memahami dan memiliki kapasitas yang sama dalam penanganan kebencanaan di RSUD Cipayung .
"Jika sewaktu-waktu terjadi maka paradigma itu akan sama, baik unsur manajemen, penunjang dan PJLP," ujar Maryanto.
Karena yang perlu diketahui pegawai adalah bahwa bencana alam itu dapat menimpa siapa saja. Tidak mengenal korbannya, apakah itu seorang pejabat atau rakyat biasa. Juga bencana tidak mengenal tempat dan waktu.
Disebutkan Maryanto, semua sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki pihaknya sudah sesuai standar, di antaranya i genset, hydran, MCFA, kelistrikan, APAR dan alarm gedung.
"Seluruhnya telah diperiksa Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur dan PJK3 yang direkomendasikan dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta," tandasnya.