Kamis, 06 Agustus 2015 Reporter: Suparni Editor: Lopi Kasim 4054
(Foto: Suparni)
Taman Nasional Pulau Pramuka, terus memperlebar kawasan konservasi pohon mangrove (bakau) meliputi, Pulau Panggang, Pulau Karya dan Pulau Semak Daun.
Kasie Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III, Pulau Pramuka, Untung Suripto mengatakan, di Pulau Seribu hanya memiliki hutan bakau alami yang masuk zona inti di Pulau Penjaliran Timur dan Penjaliran Barat, sehingga perlu lebih banyak lokasi observasi dan taman bakau buatan.
"Kita butuh lebih banyak lokasi mangrove yang tak hanya menahan abrasi tetapi juga sebagai perkembangbiakan ekosistem selain terumbu karang," ujar Untung, Kamis (6/8).
Menurut Untung, di Pulau Seribu terdapat tujuh jenis bakau. Namun, bakau yang terbaik jenis Rhizopora Setylosa. "Selain cepat tumbuh juga kuat dan tahan hidup, ini yang kita biakkan," terangnya.
Alkisah, lanjut Untung, di Pulau Pramuka tahun 70-an lalu merupakan hutan bakau dan masih ada bekas-bekasnya hingga kini. Namun seiring kebutuhan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, kini hutan bakau di Pulau Pramuka habis tergerus.
Di Pulau Pramuka sendiri konservasi penyu dan pohon bakau baru dimulai kembali sejak tahun 1998. Di beberapa bagian Pulau Pramuka juga sudah mulai tambah hijau hamparan pohon bakau yang tingginya sudah mencapai hampir satu meter.