Jumat, 19 April 2024 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 3315
(Foto: Nurito)
Jajaran Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, terus mengoptimalkan penanganan kasus demam berdarah dengue (DBD). Tercatat sampai, Jumat (19/4), ada 86 kasus angka penyebaran kasus DBD di wilayah ini.
Camat Duren Sawit, Kelik Sutanto menuturkan, walau angka DBD terbilang rendah dibanding wilayah lainnya namun pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin menekan angka kasus DBD tersebut.
Selain menggandeng pihak Puskesmas, menurut Kelik, pihaknya juga mengajak pada kader juru pemantau jentik (Jumantik), kader PKK dan pengurus RT/RW agar lebih giat lagi dalam program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Wilayah Duren Sawit ini masih banyak tanah kosong. Ketika kita lakukan PSN, banyak ditemukan jentik nyamuk di lahan kosong," katanya.
Untuk kelurahan yang angka DBD nya tertinggi, lanjut Kelik, pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) yang dilanjutkan dengan fooging dan PSN dua kali sepekan.
"Kami juga akan meminta bantuan pengurus rumah ibadah untuk membantu sosialisasikan pencegahan DBD dan mengajak masyarakat menjadi Jumantik mandiri di rumah masing-masing," beber Kelik.
Kepala Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Sunersi Handayani menjelskan, 86 kasus DBD ini berdasarkan data surveilans dari rumah sakit yang konekting dengan puskesmas.
"Data tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan cara mendatangi alamat yang tertera," jelas Sunersi.
Sementara, staf pelaksana kesehatan lingkungan (Kesling) Puskesmas Duren Sawit, Nurlianto menjabarkan, dari 86 kasus itu tersebar di tujuh kelurahan. Yaitu, Kelurahan Klender 16 kasus, Malaka Jaya empat kasus, Malaka Sari enam kasus, Pondok Kopi 13 kasus.
Kemudian, Kelurahan Duren Sawit 20 kasus, Pondok Bambu sembilan kasus dan Pondok Kelapa 18 kasus. Total jumlah penduduk ada 425.487 jiwa.
"Setelah dilakukan PE ternyata diketahui dari 86 kasus itu yang dinyatakan positif DBD hanya ada lima kasus. Sedangkan 81 lainnya dinyatakan negatif," tandasnya.
Dia menambahkan, warga yang terdata tekena DBD saat diperiksa ternyata alamatnya tidak sesuai KTP. Mereka memiliki KTP Duren Sawit namun domisilinya sudah di luar wilayah Duren Sawit bahkan ada yang sudah tinggal di Bekasi.