Selasa, 02 April 2024 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 7711
(Foto: Nugroho Sejati)
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meninjau langsung panen raya di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur, Selasa (2/4).
Panen raya kali ini dipusatkan di RPTRA Payung Tunas Teratai, Kelurahan Cipayung, dan dilakukan serentak di 64 lokasi lainnya. Berdasarkan hasil tinjauan tersebut, Pj Gubernur Heru mengapresiasi hasil panen raya dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan yang sangat baik, yaitu sebanyak 822 ton.
“Hari ini, saya datang untuk melihat panen raya yang berada di ruang terbuka hijau seluas 1,2 hektare di Kelurahan Cipayung. Hasil panen raya se-Jakarta Timur ini totalnya mencapai 822 ton. Ada tanaman jagung, terung, sawi pagoda, pakcoy, kangkung, sawi hijau, kacang tanah, cabai, singkong, juga ada ikan lele, nilai, dan patin, serta sapi perah yang menghasilkan susu. Hasilnya sangat baik,” ujarnya dalam Siaran Pers Pemprov DKI Jakarta.
Ia mengapresiasi upaya keras Wali Kota Administrasi Jakarta Timur bersama jajaran yang menggerakkan urban farming di tengah keterbatasan lahan. Sehingga, dapat menciptakan kemandirian terhadap kebutuhan pangan warga, baik di sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan, hingga menjaga ketahanan pangan di wilayah Jakarta Timur. Pj Gubernur Heru menyebut, panen raya juga akan dilakukan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat seusai Lebaran.
“Panen raya ini menjadi contoh bagi wilayah lain di Provinsi DKI Jakarta. Mudah-mudahan nanti akan ada panen raya di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Nanti secara bergiliran panen raya. Ini menandakan bahwa masyarakat sangat peduli terhadap kemandirian pangan di masing-masing wilayah. Warga mau berupaya keras untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Heru berbincang melalui teleconference dengan para camat, lurah, dan warga dari sejumlah wilayah di Jakarta Timur, seperti Kecamatan Cakung, Ujung Menteng, Duren Sawit, Matraman, Pondok Ranggon, serta Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ilmi di Kelurahan Munjul.
Salah satu perbincangan yang sangat menarik perhatian Pj Gubernur Heru adalah panen raya yang dihasilkan di Ponpes Nurul Ilmi Munjul, yaitu sawi pagoda sebanyak 92 kilogram dan selada sebanyak 100 kilogram. Dari hasil penjualan kedua jenis sayuran ini, Ponpes tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka. Tidak hanya memberikan pangan bergizi bagi para santri, tetapi juga dapat membangun fasilitas dan rumah ibadah.
“Kemandirian Ponpes Nurul Ilmi Munjul terbentuk dari hasil panen raya. Ini sangat menarik dan saya apresiasi. Mereka bisa mandiri dan mendapatkan penghasilan dari penjualan sayuran yang ditanam sendiri. Saya juga berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan bimbingan, arahan dan fasilitas kepada Ponpes ini sehingga dapat mandiri,” terangnya.
Ia menegaskan, pemanfaatan lahan yang merupakan aset Pemerintah untuk budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi beberapa masalah di Jakarta, seperti ketersediaan pangan, penanganan stunting, pelestarian lingkungan, pengamanan aset dan menciptakan lapangan kerja. Jika lahan ditata rapi dan menarik, dapat juga berfungsi sebagai sarana edukasi, wisata, dan tempat berinteraksi antarwarga sekitar.
“Oleh karena itu, saya terus mendorong para lurah untuk memanfaatkan lahan-lahan yang masih kosong di wilayahnya agar lebih produktif dan bermanfaat bagi warganya,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar mengatakan, urban farming harus terus digalakkan dalam upaya Kota Jakarta dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, mengingat kebutuhan pangan yang terus meningkat, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional. Dengan adanya kemandirian dalam ketahanan pangan, maka warga Jakarta tetap dapat terpenuhi kebutuhannya meskipun ada kendala di daerah sentra produksi.
“Ketahanan pangan akan terus dilakukan oleh Pemprov DKI, tak terkecuali di Jakarta Timur yang melakukan pemanfaatan lahan untuk pertanian, peternakan, dan perikanan secara terpadu. Jakarta Timur memiliki wilayah yang sangat luas, sehingga berpotensi melakukan pengembangan urban farming dari hulu sampai ke hilir. Antusiasme warga terhadap urban farming sangat besar, terbukti dari hasil panen raya hari ini yang mencapai 822 ton,” ungkap M Anwar.