Rabu, 29 Juli 2015 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Agustian Anas 3257
(Foto: Yopie Oscar)
Tawuran antar warga di Ibu Kota masih terus terjadi. Bahkan frekuensinya sudah semakin tinggi. Mayoritas tawuran di Jakarta terjadi di wilayah slum area atau wilayah kumuh. Karena itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan membangun rumah sederhana layak huni di daerah kumuh tersebut.
"Tawuran itu salah satunya karena kawasan kumuh. Makanya kita mau bangun rumah sederhana yang ukurannya tidak 18-24 meter persegi, tapi minimal 32-36 meter persegi," ujar Basuki, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (29/7).
Menurut Basuki, rumah yang hanya memiliki ruangan terbatas tidak layak untuk ditinggali. Sebab, aktivitas dari penghuni akan terbatasi sesuai dengan perannya.
Basuki mengatakan, beda halnya jika di dalam rumah antara orangtua dan anak mempunyai ruang kamar sendiri. "Coba kalau ada 2 kamar kan beda. Karena tidak ada kamar, akhirnya nongkrong di gang, lalu berkelahi dan tawuran," ungkap Basuki.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan dari sisi pengawanan pihaknya akan membangun pos-pos terpadu di titik rawan tawuran. Selain itu, akan dibentuk tim khusus yang melakukan pendekatan kepada masyarakat.
"Tim akan turun untuk mencari solusi dari pihak-pihak bertikai. Lalu kita buat program kegiatan yang melibatkan kubu-kubu itu, seperti main bola bersama atau kegiatan baksos dan seni," tandasnya.