Senin, 27 Juli 2015 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Dunih 3428
(Foto: Devi Lusianawati)
Saat musim kemarau ini warga Kampung Bulak di RT 06/08, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, dilanda kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air, sejumlah upaya pun telah dilakukan warga, termasuk dengan membuat sumur tanah dengan kedalaman 40 meter.
Ending Abidin (30) salah satu warga menuturkan, krisis air bersih sudah berlangsung sejak lima bulan lalu. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, ia terpaksa membeli air dari tukang air keliling dengan harga Rp 15 ribu per gerobak. Jumlah itu dirasa sangat mahal, mengingat ia juga harus membayar abodemen air sebesar Rp 13 ribu per bulan.
"Sekarang hampir seluruh warga membuat bor air tanah di depan rumah masing-masing. Sekali buat sumur tanah warga bayar Rp 5 juta ke tukang bor," jelasnya, Senin (27/7)
Sementara itu, Humas PT Palyja, Meyritha Maryanie menjelaskan, sejak 10 tahun terakhir pasokan air bersih dari Tangerang sudah berkurang. Jika sebelumnya pihak PT Palyja dapat menyalurkan 100 liter air per detik, namun saat ini pihaknya hanya bisa menyalurkan 75 liter air per detik. Sementara permintaan warga mencapai 300 liter per detik.
"Bahkan permintaan tersebut bertambah menjadi 500 liter per detik. Kami juga sudah rapat dengan Kementerian PU semoga minggu ini bisa lancar kembali," harap Meyritha.