Senin, 27 Juli 2015 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 6661
(Foto: Nurito)
Keberadaan bus sekolah di Ibu Kota masih dibutuhkan para pelajar, terutama dari keluarga kurang mampu. Hal itu diketahui saat Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansah turut menjemput para pelajar yang menunggu di pinggir jalan di hari pertama masuk sekolah, Senin (27/7) pagi.
Usai menggelar apel bersama pramudi di Pool Bus Sekolah di kawasan Hek, Kramatjati, Jakarta Timur Andri Yansah langsung bergegas menaiki bus bernopol B 7067 TPA jurusan TMII-Kampung Melayu. Andri Yansah mengatakan dari hasil pantauan di lapangan, ternyata bus sekolah ini masih banyak diminati pelajar.
"Karena ini bus gratis, mereka sangat antusias untuk naik bus sekolah. Kita operasikan bus yang ada, 140 unit, tidak ada penambahan armada baru. Kita juga akan evaluasi rute-rute yang ada, apakah perlu tambah rute atau perubahan. Semua akan kita evaluasi," ujar Andri Yansah.
Disebutkan, saat ini jumlah pramudi bus sekolah sebanyak 116 orang. Sedangkan jumlah bus yang ada 140 armada, terbagi dalam dua tipe. Bus ukuran sedang sebanyak 45 unit yang melayani 8 rute zonasi atau feeder (penghubung) dan 95 bus besar yang melayani 15 rute. "Semua bus sekolah pergerakannya terpantau melalui GPS (Global Position System)," katanya.
Ruangan monitor GPS ini terdapat di kantor UPT Bus Sekolah di kawasan Hek, Kramatjati. Dengan adanya GPS ini dapat diketahui pula apakah bus tersebut benar-benar beroperasi mengangkut pelajar atau sembunyi di suatu tempat.
Pramudi bus sekolah tak perlu memikirkan soal BBM (bahan bakar minyak). Sebab mereka sudah dibekali kartu langganan BBM. Pramudi tinggal menujukkan kartu langganan berwarna merah yang dikeluarkan pihak PT Pertamina kepada petugas SPBU. Petugas akan mengisi BBM sesuai dengan permintaan pramudi. Selanjutnya petugas mencatat nopol bus dan banyaknya BBM yang diisi. Pencatatan ini sebagai bahan penagihan pembayaran yang diajukan ke pihak UPT Bus Sekolah setiap bulan.
Sementara, untuk meningkatkan jumlah pelajar yang memanfaatkan bus sekolah, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah. "Harus door to door, mendatangi sekolah untuk sosialisasikan bus sekolah ini. Sehingga diharapkan jumlah penumpangnya semakin bertambah setiap hari," ungkapnya.
Lidya (17) salah satu pelajar mengaku sangat senang dengan adanya bus sekolah. Ia berharap jumlah armadanya diperbanyak. Sehingga siswa tak lagi berlama-lama menunggu di pinggir jalan.
"Kami tidak setuju dengan wacana penghapusan bus sekolah ini. Bahkan kalau bisa jumlah busnya diperbanyak sehingga pelajar tidak menunggu lama di pinggir jalan," ujar siswi kelas 3 SMK PGRI Halim Perdanakusuma ini.