Senin, 31 Juli 2023 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 4253
(Foto: Istimewa)
Bank DKI terus mencatatkan kinerja yang positif di tengah berbagai tantangan terhadap industri perbankan seiring peningkatan suku bunga dan sentimen negatif akibat krisis perbankan di Amerika Serikat dan Eropa pada awal Maret hingga Mei 2023 lalu.
Bank DKI mencatatkan pertumbuhan kinerja kredit dan pembiayaan sebesar 14,82 persen menjadi Rp 50,11 triliun sampai dengan Juni 2023, dari Rp 43
,64 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI ini lebih baik dari nasional yang tumbuh sebesar 8,26 persen hingga April 2023, serta lebih baik dari rata-rata pertumbuhan kredit dan pembiayaan BPD yang tumbuh sebesar 10,07 persen.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, kinerja positif ini didorong pertumbuhan penyaluran kredit secara year on year (yoy) pada seluruh segmen, dengan fokus pada bidang UMKM.
Fidri mengatakan dalam strategi ekspansi kredit, perseroan memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif, pengaturan portofolio kredit yang berorientasi pada segmen UMKM dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal. Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross mengalami perbaikan menjadi 1,90 persen pada Q2-2023 dari sebelumnya 2,26 persen pada Q2-2022.
“Ini menandakan kualitas kredit Bank DKI semakin sehat. Selain itu, Bank DKI juga melakukan mitigasi potensi risiko seiring dengan pertumbuhan kredit dengan menjaga coverage ratio sebesar 219,16 persen,” ujar Fidri, Senin (31/7).
Fidri menyampaikan, pertumbuhan yang signifikan terjadi pada kredit ritel yang tumbuh sebesar 74,46 persen menjadi Rp 1,43 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 821,54 miliar pada Juni 2022. Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan pertumbuhan sebesar 52,50 persen menjadi Rp 2,98 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 1,95 triliun pada Juni 2022.
Selain itu, kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 14,23 persen menjadi Rp 20,94 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 18,33 triliun pada Juni 2022.
“Begitu pula dengan kredit skala lebih besar, seperti kredit menengah yang tumbuh 16,18 persen menjadi Rp 1,68 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 1,45 triliun pada Juni 2022,” ungkap Fidri.
Sementara itu, seiring strategi penyaluran kredit komersial yang dilakukan secara selektif oleh Bank DKI segmen kredit komersial tumbuh 2,03 persen menjadi Rp 16,45 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 16,13 triliun pada Juni 2022. Kredit sindikasi juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu tumbuh 33,48 persen menjadi Rp 6,62 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 4,96 triliun pada Juni 2022.
Penyaluran pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 10,19 persen menjadi sebesar Rp 7,82 triliun pada Juni 2023, dari sebelumnya Rp 7,09 triliun di Juni 2022.
“Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut turut mendorong peningkatan aset Bank DKI sebesar 12,08 persen hingga menjadi Rp 82,00 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 73,17 triliun di Juni 2022,” tandasnya.