Sabtu, 15 Juli 2023 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Toni Riyanto 4020
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Ketua Badan Kerja Sama parlemen (BKSP) DPD RI, Sylviana Murni menyebut DKI Jakarta serius menyongsong bonus demografi dengan melakukan sejumlah langkah atau kebijakan menyiapkan generasi emas.
Sylvi mengatakan, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pasalnya, pada tahun tersebut jumlah usia angkatan kerja usia 15-64 tahun mencapai sekitar 70 persen. Sedangkan, angkatan tidak produktif berusia 14 tahun kebawah dan 65 tahun keatas hanya sekitar 30 persen.
"Tahun itu, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif. Jakarta serius menyiapkan generasi berkualitas menyongsong bonus demografi," ujarnya,
dalam webinar bertajuk Bonus Demografi dan Pembangunan Manusia Menuju Indonesia Emas 2045 yang diinisiasi Lentera Huma Berhati (LHB), Sabtu (15/7).
Sylvi menjelaskan, diprediksi pada 2045 Indonesia menjadi salah satu dari tujuh kekuatan ekonomi di dinia dengan pendapatan per kapita mencapai 47.000 dollar AS.
"Untuk menuju kesana pemuda memiliki tantangan pembangunan kependudukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, kesehatan dengan mengurangi angka stunting, tantangan cakupan jaminan sosial dan lain-lain," terangnya.
Menurutnya, program-program yang dimiliki pemerintah pusat dan daerah sudah bagus seperti program mengatasi stunting, hanya saja perlu adanya kesadaran personal dari masyarakat untuk mengikuti program yang ada dan mendukung program pemerintah.
"SDM harus terjaga dengan meningkatkan kualitas kesehatan dan terdidik. Contohnya, saat ini Pemprov DKI Jakarta selalu konsisten menjaga mengurangi kasus stunting mulai dari pra-nikah. Kemudian, anak diawasi mulai dari dalam kandungan hingga lahir dengan berbagai program salah satunya Posyandu,” imbuhnya.
Dalam menghadapi tantangan bonus demografi Sylviana menyimpulkan Indonesia baik pemerintah pusat maupun daerah harus fokus pada dua isu yakni tenaga kerja dan pendidikan.Terkait tenaga kerja, salah satu arah kebijakan adalah memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja global.
"Untuk pendidikan, strateginya melalui peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan. Termasuk, mengembangkan pendidikan kejuruan atau vokasi untuk memperkuat kemampuan inovasi dan meningkatkan kreativitas," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ibu Kota Nusantara, Susianah Affandy menambahkan, tidak semua negara mendapatkan bonus demografi, bahkan bonus demografi
bisa didapat hingga 1.000 tahun."Manfaat proporsi tingginya penduduk di usia muda diharapkan berdampak pada ekonomi, kesehatan dan pembagunan manusia," ucapnya.
Susianah berpendapat, generasi saat ini harus mempersiapkan diri secara matang dalam menghadapi tantangan dan hambatan, sebab hambatan terbesar adalah dalam pribadi seseorang.
"Tantangan dihadapi salah satunya adalah revolusi industri. Saat ini kita memasuki revolusi industri keempat banyak pekerjaan manusia yang sudah tergantikan setidaknya 20-30 pekerjaan dan ini tantangan besar dan berat," tegasnya.
Meski demikian kaum muda harus terus optimistis dalam menggali potensi dan sumber daya dimiliki agar tantangan-tangan ini dapat dihadapi.
"Terus gali potensi dan tetap optimistis," tandasnya.