Selasa, 07 Maret 2023 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1816
(Foto: Nurito)
Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Provinsi DKI Jakarta di wilayah Jakarta Selatan, Selasa (7/3), diisi dengan dengan kegiatan bakti sosial berupa pembagian paket sembako dan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada 200 warga pekerja rentan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pola Gedung B Kantor Wali Kota Jakarta Selatan ini dibuka Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta, Andri Yansyah dan dihadiri perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan Kota Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya, Andri Yansyah mengapresiasi jajaran Sudin Nakertransgi Jakarta Selatan yang telah menyalurkan bantuan paket sembako kepada warga. Menurutnya, ini sangat bermanfaat dan membantu program pemerintah dalam pencegahan masalah stunting di Jakarta.
"Bakti Sosial ini menjadi bagian dari program pemerintah dalam upaya mencegah masalah stunting dan menekan angka kemiskinan di Jakarta," katanya.
Dijelaskan Andri Yansyah, warga penerima bantuan paket sembako dan kartu BPJS Ketenagarakerjaan ini merupakan pekerja sektor informal yang rentan mengalami kecelakaan kerja.
"Target kami ada 1.200 pekerja rentan di Jakarta yang mendapatkan bantuan paket sembako. Karena mereka mempunyai risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi," ucapnya.
Disebutkan Andri Yansyah, peringatan bulan K3 di DKI Jakarta yang tema "Penguatan Budaya K3 Guna Terciptanya Lingkungan Kerja Aman, Produktivitas Meningkat dan Perekonomian Bangkit", dilaksanakan sejak 25 Januari lalu dan akan berakhir pada 15 Maret nanti.
Sementara, Kasudin Nakertransgi Jakarta Selatan, Fidiyah Rokhim menjelaskan, dari total 200 warga yang mendapatkan bantuan sosial ini terdiri dari 150 pelaku wirausaha binaan dan 50 pekerja rentan sektor informal, seperti driver ojek online (Ojol), marbot masjid dan sebagainya.
"Kegiatan ini hasi sinergisitas dengan BPJS Ketenagakerjaan dan panitia Bulan K3. Kita berharap ini dapat membantu meringankan beban kebutuhan warga jelang bulan puasa," tukas Fidiyah.
Selain menerima bantuan sembako, jelas Fidiyah, 200 peserta ini juga diikutsertakan dalam prgram BPJS Ketenagakerjaan Mandiri.
Menariknya, selama tiga bulan pertama mereka mendapat premi gratis. Setelahnya, mereka hanya dikenai premi per bulan sebesar Rp 16.800 untuk mengcover program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
"Dengan kepersertaan ini, mereka akan merasakan aman dan nyaman karena sudah tercover BPJS Ketenagakerjaan," tukasnya.
Sumiati (37), salah seorang angota jakpreneur yang juga mendapatan bantuan paket sembako, mengaku sangat beryukur namanya sudah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga dirinya merasa aman dan nyaman dalam berusaha.
"Premi per bulannya cukup terjangkau.
Kami ucapkan terimakasih dan apresiasi pada jajaran Sudin Nakertransgi yang telah membantu warga," ungkap Sumiati.