Minggu, 05 Maret 2023 Reporter: Anita Karyati Editor: Erikyanri Maulana 1869
(Foto: Anita Karyati)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengoperasikan mobil Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk orang dewasa dan anak-anak pengungsi penyintas kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Plh Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, M Ridwan Ibrahim mengatakan, layanan ini berkerja sama dengan OPD terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas PPAPP, dan Dinas Kesehatan. Mobil ini merupakan bagian dari layanan psikososial pasca bencana yang melayani konseling untuk orang dewasa dan anak-anak dengan berbagai macam permainan menarik.
“Pascabencana masyarakat tidak hanya menerima bantuan kebutuhan pokok, tetapi mereka juga butuh bantuan psikososial. Karena pascabencana ini banyak dari mereka merasa kesepian, kesedihan akibat kehilangan keluarga dan tempat tinggalnya," ujar Ridwan, Minggu (5/3).
Dikatakan Ridwan, pihaknya mengerahkan 10 personel untuk memberikan trauma healing kepada anak-anak penyintas kebakaran Depo Pertamina Plumpang di RPTRA Rasela.
"Anak-anak itu masanya bermain, tetapi mereka juga tidak boleh meninggalkan pendidikan. Kegiatan ini salah satu dari pendidikan yang non formal. Karena anak-anak diajarkan berfikir kongnitif, dan sosial sehingga tumbuh kembang mereka tetap baik dan normal," ungkapnya.
Ia menambakan, untuk menunjang layanan LDP, pihaknya juga mempunyai program Abang Monas yaitu Ayo Menyumbang Mainan dan Boneka untuk Penyintas. Bantuan dari masyarakat ini nantinya a
kan dibagikan untuk para penyintas bencana."Fungsi psikososial ini penting. Layanan ini akan kami buka sampai tiga hari ke depan bahkan lebih sesuai kebutuhan dari para penyintas di sini. Kita lihat kondisi nanti," katanya.
Gilang (12), anak penyintas kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang mengikuti kegiatan trauma healing tampak ceria dan merasa senang, karena diajak bermain sambil menyanyi dan berjoget, lalu mewarnai bersama. Ia menyampikan ada rasa trauma, tetapi dengan berkumpul seperti ini perasaan takut menjadi hilang karena bisa bermain bersama-sama.
"Senang, tadi ada games dari kakak-kakaknya, ada pembagian alat mewarnai biar kita gak bosan di sini. Kita juga dapat susu dan biskuit," tandasnya.