Minggu, 25 Desember 2022 Reporter: Anita Karyati Editor: Andry 1685
(Foto: doc)
Kepergian Ridwan Saidi meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan masyarakat Betawi.
Budayawan yang akrab disapa Babeh Ridwan ini berpulang ke rahmatullah pada usia 80 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (25/12), pukul 08:35.
Ketua Forum Kajian Budaya Betawi (FKBB), Mathar Ibnu Kamal yang merupakan salah satu murid Ridwan Saidi merasa kehilangan sosok guru. Selama ini banyak ilmu dan nasehat yang diperolehnya, baik kehidupan maupun sejarah.
"Saya ingin mengucapkan duka cita yang sebesar-besarnya. Saya cukup mengenal beliau. Sebelum COVID-19, saya rutin bertemu dan berdiskusi," ujarnya, Minggu (25/12).
Mathar menilai, Babeh Ridwan sosok yang rajin dan pantas menjadi panutan anak muda. Waktu istirahat budayawan ini hanya beberapa jam. Sisanya banyak dihabiskan untuk berpikir, membaca buku dan diskusi.
"Saya kagum dengan beliau. Beliau s
osok yang luar biasa. Usianya tidak muda, namun ingatannya sangat kuat. Beliau dapat menceritakan masa kecil hingga dewasa. Bahkan dari buku-buku langka yang jarang diketahui orang dapat diceritakannya dengan detail," jelasnya.Ia merasa kehilangan sosok seorang guru, bahkan kehilangan kamus dan ilmu. Saat ini belum ada sosok yang dinilai selevel dengan Babeh Ridwan. Kepergian gurunya tersebut diharapkan dapat diterima sang pencipta dan karya-karyanya mampu menjadi sejarah bagi bangsa ini.
"Pesan penting beliau, apabila ingin menjadi tokoh harus berkaca. Karena dengan itu, kita terima masukan dan kritik orang. Kedua, jangan gegabah dalam mengerjakan sesuatu. Ketiga soal ketepatan waktu. Itu pesan beliau yang saat ini saya ikuti," tandasnya.