Selasa, 22 November 2022 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Andry 1628
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Bank Indonesia (BI) bersama Yayasan Kota Tua Jakarta menggelar acara peluncuran buku serta talkshow 'Pariwisata dan Narasi Kota Tua' di Gedung Mula, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.
Kepala BI Perwakilan Jakarta, Ariana Abu Bakar mengatakan, perkembangan ekonomi di Jakarta saat ini mengalami tren positif. Meski tidak sesuai target empat persen, inflasi Jakarta sebesar 4,47 persen lebih rendah dari tingkat inflasi nasional dan seluruh kota di Pulau Jawa.
"Tingkat inflasi nasional 5,71 persen. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,30 persen, inflasi di Jakarta juga lebih rendah dari kota-kota lain di Pulau Jawa," katanya, Selasa (22/11).
Ariana menuturkan, peningkatan ekonomi itu sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. Oleh karena itu, untuk mendorong akselar
asi dibutuhkan dukungan berbagai sektor.Sektor yang potensial mendorong akselarasi salah satunya pariwisata. Sektor pariwisata akan berdampak langsung terhadap beberapa bidang usaha seperti makan-minum, logistik dan perdagangan.
"Aktivitas pariwisata salah satu sektor yang potensial dikembangkan karena multiplayer effect terhadap penyerapan tenaga Kerja dan perekonomian," ujarnya.
Menurut Ariana, pengembangan pariwisata di DKI Jakarta, khususnya heritage Kota Tua sangat potensial. Misalnya di 2022 ini, tercatat 688.000 pengunjung menyambangi Kota Tua.
Peningkatan jumlah pengunjung hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya ini imbas dari penataan Kota Tua yang terintegrasi dengan sistem tranportasi publik. Kota Tua juga dijadikan kawasan percontohan ramah lingkungan.
"Kerja sama lintas sektor merupakan kunci keberhasilan membangun pariwisata di DKI Jakarta. Buku ini semakin mengenalkan eksplorasi Kota tua," tegasnya.
Deputy Direktur Peneliti Utama BI Institute, Donni Fajar Anugerah menyampaikan, pertumbuhan ekonomi terjadi bila tingkat konsumsi meninggi yang diperkuat daya beli.
"Pariwisata akan mendorong penyerapan tenaga kerja dan daya beli. Sehingga tingkat konsumsi naik yang berdampak ekonomi tumbuh," terangnya.
Ia mengaku sudah melakukan penelitian dengan berbagai metode simulasi untuk mengukur potensi peningkatan ekonomi yang dicapai dari penguatan pariwisata Kota Tua. Karena itu, buku yang mengeksplorasi kawasan Kota Tua dan Kepulauan Seribu dalam bingkai narasi ini diharapkan akan memperkuat branding Kota Tua.
"Dengan beautifikasi dan penataan, transportasi meningkat sekitar 0,2 persen," paparnya.
Ketua Yayasan Kota Tua Jakarta, Firman Haris menjelaskan, buku yang disusun sejak 2021 ini memuat sejumlah narasi sejarah seperti kisah cinta Mariam Valverde. Kemudian sejarah perbankan yang sangat erat dengan kawasan Kota Tua.
"Dulu Stasiun Kota disebut kawasan perbankan. Narasi ini akan memperkuat daya tarik Kota Tua dan mudah-mudahan bisa diterima semua kalangan," tandasnya.