Rabu, 19 Oktober 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1440
(Foto: doc)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis bahwa wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya telah memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober 2022, dan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2023.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati juga mengimbau agar pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh pihak untuk bersiap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan tahunan 2023 yang diprakirakan akan melebihi rata-ratanya di sebagian wilayah Indonesia.
Mengantisipasi hal tersebut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Isnawa Adji menyebut bahwa sejumlah upaya telah dilakukan oleh BPBD DKI untuk memastikan penanggulangan bencana dapat berjalan dengan baik.
“BPBD DKI memiliki sebanyak 267 orang petugas penanganan bencana
atau yang biasa dikenal dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang telah disiagakan di seluruh kelurahan yang ada di Jakarta dalam mengantisipasi bencana yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, seperti banjir ataupun tanah longsor”, ujar Isnawa seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Rabu (19/10).Ia menyebut bahwa setiap personel secara intens berkoordinasi dengan para Lurah untuk memantau dinamika perkembangan bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing.
Sebagai upaya mitigasi untuk merespons peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, BPBD DKI langsung mendesiminasikan informasi tersebut melalui website bpbd.jakarta.go.id, media sosial (instagram, twitter, dan facebook), dan kanal lainnya seperti WhatsApp Group dan Telegram.
Dan apabila terjadi kenaikan status siaga Tinggi Muka Air (TMA) di aliran sungai yang ada di Jakarta, maka peringatan dini akan disampaikan melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast.
Selanjutnya personel gabungan yang terdiri dari TRC BPBD, Satgas Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat, Satpol PP, dan PPSU Kelurahan serta unsur terkait lainnya langsung diterjunkan di titik-titik yang menjadi kawasan rawan banjir.
“Setiap personel TRC pun melakukan pengecekan terhadap sarana dan prasarana pendukung penanggulangan bencana yang telah didistribusikan ke setiap kelurahan yang berada di kawasan rawan banjir”, tambah Isnawa.
Ia memastikan setiap peralatan dalam keadaan layak fungsi dan siap digunakan untuk membantu masyarakat dalam penanganan banjir.
Perlu diketahui BPBD DKI telah mendistribusikan peralatan pendukung banjir pada tahun 2021 dan 2022 seperti perahu PE (polyethylene), ring buoy/pelampung, senter jinjing, tenda pengungsi, velbed, bilik isolasi, ban dalam truk, dan megaphone tangga aluminium untuk seluruh wilayah Kota/Kabupaten Administrasi yang ada di Jakarta.
Isnawa berpesan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati menghadapi dampak dari cuaca ekstrem dan menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Masyarakat dapat memanfaatkan layanan telepon kedaruratan di nomor 112 apabila mengalami atau menemukan keadaan darurat. Layanan ini bebas pulsa dan beroperasi selama 24 jam non-stop di area DKI Jakarta”, lanjut Isnawa.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan aparat kewilayahan untuk memastikan Posko Siaga Bencana untuk selalu siap siaga dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan,"/tandas Isnawa.
Selain itu, kolaborasi dengan unsur pentahelix seperti pemerintah pusat, jajaran Pemprov DKI Jakarta (OPD/BUMD), lembaga kemasyarakatan, pihak swasta, akademisi, dan media pun terus disinergikan agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam penanggulangan bencana di Jakarta.