Selasa, 11 Oktober 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1636
(Foto: doc)
Realisasi pembangunan fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di TPST Bantargebang saat ini sudah mencapai 82,9 persen.
Progres pekerjaan saat ini mengalami deviasi positif sebesar satu persen jika dibandingkan progres rencana sebesar 81,9 persen.
Pengolahan sampah di Landfill Mining dan RDF Plant ditargetkan beroperasi Januari 2023 mendatang. Dengan beroperasinya fasilitas tersebut, maka Jakarta akan menjadi pionir pelaksanaan Landfill Mining di Indonesia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pelaksanaan pekerjaan ini diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional secara optimal.
Pembangunan Landfill Mining dan RDF Plant juga telah
menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan catatan, tenaga kerja puncak atau tertinggi mencapai 892 orang yang terdiri dari 753 orang tenaga kerja langsung serta 139 tenaga kerja tidak langsung.“Ke depannya, pengoperasian fasilitas Landfill Mining, RDF Plant serta sarana-prasarana pendukung akan melibatkan 290 tenaga kerja,” ungkap Asep, Selasa (11/10).
Asep menyampaikan, target minimum Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF Plant sebesar 40 persen. Adapun persentase penggunaan produk dalam negeri untuk pekerjaan konstruksi sebesar 100 persen.
“Di samping itu, kami juga telah menyiapkan kelembagaan untuk pengelolaan fasilitas ini dalam bentuk BLUD UPST,” ucap Asep.
Perlu diketahui, pembangunan fasilitas ini dilaksanakan di atas lahan seluas 74.914 meter persegi di area TPST Bantargebang.
Fasilitas terbesar di Indonesia tersebut menghasikan materi Refuse Derived Fuel (RDF) dengan hasil olahan sampah berikut nilai kalor dan spesifikasi tertentu, sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
Kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas ini sebesar 1.000 ton per hari sampah lama dan 1.000 ton per hari sampah baru serta dapat menghasilkan Refuse Derived Fuel (RDF) sebanyak 700-750 ton per hari.
RDF yang dihasilkan selanjutnya akan dimanfaatkan industri semen sebagai bahan bakar ramah lingkungan pada produksi semen. Off Taker RDF hasil pengolahan sampah di TPST Bantargebang yaitu dua industri semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk siap menerima minimum 550 ton RDF per hari dan PT Solusi Bangun Indonesia siap memanfaatkan 150 ton RDF per hari.
Proses pengolahan sampah menjadi RDF terdiri atas tahap penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding) dan pengeringan (drying).
Kualitas RDF yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi teknis industri semen. Antara lain nilai kalor minimum 3.000 kKal per kilogram, kadar air maksimum 20 persen dan ukuran maksimum lima sentimeter.