Selasa, 04 Oktober 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1776
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Universitas Trisakti memasang 14 sensor berbiaya rendah atau low-cost sensor (LCS) di dekat alat pemantau kualitas udara.
Pemasangan alat ini bertujuan untuk memastikan data yang dihasilkan LCS mempunyai kualitas tinggi (proses validasi data).
Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, penggunaan low-cost sensor ini diharapkan dapat menjadi alat yang bisa digunakan untuk memperluas jangkauan dan memetakan hotspot, sekaligus mengevaluasi kebijakan yang sudah dijalankan Pemprov DKI Jakarta.
“Namun, kami juga tidak berhenti menyediakan alat pemantau dengan reference grade untuk menyediakan data kualitas udara yang mumpuni untuk masyarakat,” ujarnya, Selasa (4/10).
Perlu diketahui, Dinas LH DKI Jakarta telah memiliki alat pemantau kualitas udara dengan kualitas referensi (reference grade) di lima kota di Jakarta.
Data yang dihasilkan mempunyai kualitas mumpuni, namun pengadaan alat ini dibutuhkan dana yang besar.
“Sementara, LCS dapat dibeli dengan dana yang rendah, tetapi datanya harus divalidasi dan dibandingkan dengan reference grade,” ucap Asep.
Asep menambahkan, melalui program kerja sama dengan Vital Strategies, pihaknya juga akan memasang 14 LCS ini di salah satu
reference grade selama satu bulan untuk memvalidasi datanya.“Dikalibrasi dulu sebulan, setelah itu alat-alat ini akan disebar di beberapa tempat di Jakarta untuk mencari titik kualitas udara yang buruk," tandasnya.