Jumat, 29 Mei 2015 Reporter: Andry Editor: Agustian Anas 5190
(Foto: Ilustrasi)
Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan membetonisasi sejumlah ruas jalan rusak dan jalur bus Transjakarta di beberapa koridor pada tahun ini. Betonisasi jalan tersebut dilakukan untuk meningkatkan struktur base ruas jalan hingga memiliki tingkat kepadatan lebih tinggi.
Pengerjaan betonisasi di ruas jalan tersebut nantinya menggunakan teknologi Cold Milling Recycling Foam Bitumen (CMFRB) agar lebih tahan lama. Sementara betonisasi di jalur Transjakarta akan memakai teknologi speed create dari Holcim yang bersifat lentur dan cepat kering.
"Tahun ini kita akan tingkatkan sejumlah ruas jalan dan jalur bus Transjakarta dari yang tadinya aspal menjadi beton," kata Yudi Febriyadi, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Jumat (29/5).
Yudi mengatakan, sejumlah ruas jalan yang bakal dibetonisasi yakni Jalan Budi Kemuliaan, Jalan Raya Abdul Muis, Jalan Majapahit, Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Kebon Jeruk, depan RCTI, Jalan Cengkareng, Jalan Duren Sawit, Jalan Bekasi Timur, dan Jalan Cipinang Raya lajur Kanal Banjir Timur (KBT).
Ia mengungkapkan, ruas jalan yang dibetonisasi tersebut umumnya berkondisi bergelombang sehingga perlu ditingkatkan struktur base-nya dari aspal menjadi beton. Rusaknya ruas jalan itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya terkena imbas proyek pembangunan sheet pile Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). "Di kawasan Cengkareng itu jalannya kan rusak setelah di-sheet pile sama BBWSCC, itu kita betonisasi dari Daan Mogot ke Pantai Indah Kapuk (PIK)," terangnya.
Yudi melanjutkan, peremajaan stuktur base ruas jalan dengan betonisasi juga dilakukan di Jalan Abdul Muis. Ruas jalan yang berada di wilayah Jakarta Pusat itu telah bergelombang akibat tidak kuat menahan beban kendaraan serta guyuran air hujan.
"Jalan jalan itu nanti akan dibeton pakai metode CMFRB seperti di jalur Pantura dan Jagorawi. Jadi base-nya kita buat tinggi, kepadatannya juga harus lebih dari 80 persen dari California Bearing Ratio (CBR)-nya supaya kuat," ungkapnya.
Menurut Yudi, panjang ruas jalan yang nanti dibetonisasi bermacam-macam antara 750 hingga 900 meter karena tergantung dengan tingkat kerusakan dan kondisi kontur tanah di lapangan. "Panjangnya bervariasi. Kalau yang di jalur KBT saja ada yang 800 dan 900 meter. Ada juga di jalan lain itu hanya sekitar 750 meter," jelasnya.
Ia menambahkan, untuk jalur bus Transjakarta, betonisasi bakal dilakukan di Koridor I
, II, III, IV, VI, dan IX dengan menggunakan metode speed create atau beton cepat kering dari Holcim. "Sekarang kita ada metode speed create dari Holcim. Jadi malam kita beton, paginya bisa langsung open traffic. Kualitasnya juga sudah dibuktikan. Umur jalan bisa sampai 20 tahun," jelasnya.Yudi meneruskan, metode speed create dalam pengerjaan betonisasi jalur bus Transjakarta ini sangat diperlukan untuk menghindari timbulnya kemacetan. Selain itu, dengan menggunakan metode tersebut, perjalanan bus Transjakarta gandeng (articulated) lebih aman dan nyaman karena jalur yang dibeton akan lentur serta tidak keras seperti aspal.
"Jadi metode betonisasi di jalur bus Transjakarta ini juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan teknis pada bus Transjakarta articulated," tandasnya.