Sabtu, 10 September 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 1448
(Foto: Istimewa)
Kampung Susun Kunir yang diresmikan hari ini, Sabtu (10/9) berada di zona penunjang area bersejarah Kota Tua dan cukup dekat dengan dua landmark area utama Kota Tua yaitu Stasiun Kota dan Taman Fatahillah.
Untuk itu, dalam proses perencanaan pembangunannya turut memperhatikan ketentuan intensitas dan zonasi. Untuk melestarikan dan menghormati sejarah, maka dibangunlan Galeri Kunir di lantai semi basement Kampung Susun.
"Ruang ini hadir sebagai galeri permanen temuan arkeologi di tempat ini. Beberapa artefak fitur adalah umpak yang tertanam, yang telah hilang, dan yang telah diangkat untuk dapat diteliti lebih lanjut," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Sarjoko seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (10/9).
Lebih lanjut, kehadiran ruang ini juga akan digunakan sebagai titik temu
kreativitas warga dan para kolaboratornya."Ruang ini dapat menjadi ruang pameran, lokakarya, nonton bareng, kegiatan seni, residensi, pertunjukan musik, tempat pernikahan, arisan, tujuhbelasan, dan lain-lain. Kesempatan kolaborasi terbuka untuk semua pihak di area yang bersejarah ini," lanjut Sarjoko.
Perlu diketahui, proses penggalian dan pendokumentasian melibatkan warga Kunir bersama arkeolog Universitas Indonesia (UI), Cecep Eka Permana. Sebelum pembangunan, dilakukan ekskavasi di sekitar lahan yang kemudian ditemukan bahwa proyek ini berada di atas jalur batu karang yang diduga sebagai podasi tembok luar Batavia, sehingga diperlukan perubahan desain.
Atas rekomendasi hasil Tim Sidang Pemugaran (TSP) perlu dilakukan ekskavasi ke-2 di lahan yang akan dibangun dan ditemukan 13 umpak Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Umpak-umpak tersebut kemudian menjadi bagian dari desain rusun dan ditampilkan dalam ruang Galeri Kunir.