UN Berbasis Komputer Bukan Parameter Kemajuan

Kamis, 07 Mei 2015 Reporter: Suparni Editor: Widodo Bogiarto 3181

Ujian Berbasis Komputer Bukan Parameter Kemajuan

(Foto: Reza Hapiz)

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidajat menegaskan, Ujian Nasional (UN) dengan sistem berbasis komputer atau computer base test (CBT) tidak dapat menjadi tolok ukur kemajuan suatu sekolah atau daerah. Tetapi lebih menyangkut kesiapan sarana dan mental siswa.

Sedangkan di Kepulauan Seribu jaringan internet cukup susah

"Jangan mengagungkan CBT, karena CBT hanya sarana. Yang terpenting adalah mutu. Selain itu, untuk mengubah pola pikir dari manual ke komputer itu juga butuh proses," kata Djarot usai meninjau pelaksanaan UN di SMPN 241 Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu, Kamis (7/5).

Dikatakan Djarot, wilayah Kepulauan Seribu berbeda dengan lima wilayah lain di ibu kota yang telah memiliki sarana dan prasarana memadai. Lima wilayah lain juga mempunyai listri serta jaringan internet yang menunjang.

"Sedangkan di Kepulauan Seribu jaringan internet cukup susah," ujar Djarot.

Terkait soal kualitas siswa, menurut Djarot, anak-anak di Kepulauan Seribu lebih berpeluang lantaran kondisi lingkungan belajar yang masih kondusif, jika dibandingkan wilayah lain di ibu kota.  

"Anak-anak pulau identik dengan akal sehat dan pintar karena setiap hari mengkonsumsi ikan segar. Mudah-mudahan guru-gurunya juga menjadi penunjang. Mengajar dengan hati dan menganggap anak murid sebagai aset bangsa," jelas mantan Walikota Blitar ini.

Kepintaran siswa Kepulauan Seribu, kata Djarot, terlihat dari siswa yang mengikuti UN SMP rata-rata berusia 13-14 tahun. Ia berharap dengan dipupuknya semangat anak pulau dalam belajar, kelak akan ada pemimpin masa depan dari Kepulauan Seribu.

Sekadar diketahui, Djarot bersama Bupati Kepulauan Seribu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu beserta rombongan Pemprov DKI hari ini meninjau pelaksanaan UN di SMPN 241 dan MtsN 26 di Pulau Tidung serta SMPN 285 Pulau Untung Jawa.