Minggu, 12 Juni 2022 Reporter: Wuri Setyaningsih Editor: Andry 1471
(Foto: Wuri Setyaningsih)
Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma meninjau pelayanan Posyandu Balita di Kantor Kelurahan Kartini, Sawah Besar.
Pada kesempatan itu, Dhany mengatakan, kegiatan ini sebagai fokus kelompok sasaran stunting yang bukan hanya menangani persoalan gizi, tapi penyakit penyerta bagi balita.
Pola pendekatan penanganan penyakit ini harus dengan layanan kesehatan perorangan yang sudah dirujuk ke RSCM dan Rumah Sakit Harapan Kita agar diselesaikan status kesehatannya.
"Setelah itu, baru kita intervensi dengan asupan gizi seimbang yang sudah direkomendasikan dari jajaran tim gizi puskesmas," katanya, Minggu (12/6).
Dhany menjelaskan, kegiatan ini juga menggandeng Baznas Bazis Jakarta Pusat untuk ambil bagian dalam asupan gizi yang sudah disiapkan puskesmas.
"Tadi kita sudah berikan asupan makanan bergizi. Seminggu ke depan, ada bantuan dari Baznas Bazis berupa uang tunai Rp 5 juta yang dititipkan kepada kader PKK," terangnya.
Kepala Puskesmas Kelurahan Kartini, Igusti Ayu Ariwaty menambahkan, selama ini pemahaman masyarakat tentang stunting dinilai masih minim. Salah satu indikasinya, stunting kerap diartikan sebagai gizi buruk di tengah masyarakat awam.
Padahal, ada ciri-ciri anak dengan gizi buruk yang bisa dilihat seperti kulit kering, lemak di bawah kulit berkurang dan otot-otot mengecil.
"Jika telah mencapai tahap lanjut, ada kemungkinan perut anak menjadi buncit," jelasnya.
Sementara ciri anak yang mengalami stunting, sambung Igusti, memiliki pola pertumbuhan yang melambat. Hal itu dapat dilihat dari tubuh yang lebih pendek dan tampak lebih muda dibanding teman-teman seusianya.
"Gizi buruk disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu
relatif singkat ketimbang stunting. Sedangkan Stunting diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang," tandasnya.